Breaking

Selasa, 07 April 2020

Foto: Caddy Jaman Dulu Ber-Kopeah

Pariwisata Garut pernah berjaya di era kolonial Hindia Belanda diawal tahun 1930-an. Daerah yang terkenal dengan sebutan 'Swiss Van Java' itu bergema hingga ke pelosok mancanegara.
Stasiun Garut, kala itu diramaikan oleh Limosin-Limosin milik hotel Papandayan, Belvedere, Vila Dolce, Van Hengel, dan Hotel Ngamplang.

Hotel Grand Ngamplang di Cilawu yang paling melegenda, hotel ini memiliki lapangan golf yang masih ada sampai sekarang. Lapangan golf Ngamplang atau Flamboyan Golf Course (sekarang) merupakan lapangan golf jarak pendek.

Lapangan ini hanya memiliki 9 hole dengan luas mencapai 27 hektar yang terdiri dari 25 hektar area terbangun dan 2 hektar sudah dikelola untuk lapangan golf. Hal yang menarik dari lapangan ini adalah lanskap lapangan yang didominasi oleh kontur miring.

Lapangan golf ini, cukup sulit tapi cocok untuk semua level, namun dengan adanya pemandangan pegunungan Cikuray yang indah, pengunjung akan dimanjakan sehingga ingin lama-lama ditempat ini sambil berwisata.

Sementara itu, jaman dulu Hotel Grand Ngamplang yang mengelola lapangan golf Plamboyan,  mempekerjakan Caddy orang-orang pribumi atau mereka (turis) biasa memanggil 'Preanger'.

 Preanger  atau Priangan adalah orang-orang sunda yang meliputi daerah: Garut, Bandung, Tasik, Sukabumi, Sumedang dsb).

Orang-orang pribumi itu biasanya memakai kopeah seperti yang ada dalam gambar Dulu & Sekarang, sangat berbanding terbalik dengan Caddy jaman sekarang yang didominasi kaum hawa dengan cara berpakainnya karena pengaruh perkembangan jaman.

Sumber : Naratasgaroet.net | Gogolf.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar