Begitulah kira-kira kalimat yang muncul di timeline beberapa grup komunitas pendaki gunung. Hal ini menyangkut Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BTNBTS) akan berencana reaktivasi kunjungan ke Gunung Bromo pekan ini.Gunung Semeru Kapan Dibuka, Kami Sudah Rindu
![]() |
Danau Ranukumbolo, pendaki menyebutnya surga di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru | Foto: Rachel Az-zahra Kurniawan (Wikimedia Commons) |
Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, John Kenedie pun mengakui hal yang sama mengingat Gunung Semeru telah tutup dari akses pendakian sejak setahun lalu.
"Semeru ini September loh ditutup tahun lalu. Jadi September kita buka, satu tahun. Sudah rindu pendaki itu," terangnya, melansir Teras Wisata saat ditemui di Kantornya, pada Selasa (25/8).
Tapi kata Pak John, pendaki harus bersabar, yang penting Bromo dulu. Insya Allah Bismillah Bromo kita buka, tidak ada klaster baru Covid-19.
John Kenedie berkelakar, belum dibukanya akses pendakian ke Gunung Semeru lantaran pihaknya masih melihat sejauh mana berjalannya prosedur yang ada di Gunung Bromo.
"Pendakian ke Semeru belum dibuka. Kita lihat dua mingguan ke depan, sambil menunggu evaluasi di Gunung Bromo. Terpenting Bromo dulu," ujarnya.
Bromo Dibuka dengan Protokol Kesehatan Secara Ketat
Meskipun Bromo sudah dibuka pekan ini Jumat, 28 Agustus 2020, John Kenedie mengatakan bahwa pembukaan wisata Gunung Bromo tersebut dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat
![]() |
Mendirikan tenda di Bukit Mentigen dengan latar penanjakan ke Kawah Bromo | Foto: Fajar Ali Kurniawan (Wikimedia Commons) |
"Surat keterangan sehat bebas ISPA itu wajib dan suhu tubuh tidak lebih dari 37,3 derajat, kalau lebih tidak bisa. Ini semua sudah disepakati oleh seluruh pemangku kepentingan," kata John.
Wisatawan yang akan berkunjung ke Gunung Bromo dibatasi sebanyak 20 persen dari total kapasitas daya tampung atau sebanyak 739 orang per hari. Jumlah pengunjung tersebut akan dievaluasi dan ditambah secara bertahap.
John menambahkan dari total kuota sebesar 20 persen tersebut, dibagi untuk penanjakan sebanyak 178 orang per hari dari total kapasitas 892 orang. Kemudian, wilayah Bukit Cinta sebanyak 28 orang per hari dari total kapasitas 141 orang.
Bukit Kedaluh, jumlah wisatawan yang diperbolehkan sebanyak 86 orang per hari dari total kapasitas 434 orang, kawasan Savana Teletubbies maksimal 347 orang per hari dari total kapasitas 1.735 orang, dan kawasan Mentigen sebanyak 100 orang per hari dari total kapasitas 500 orang.
"Setiap minggu akan dilakukan evaluasi bertahap. Jika aman dan tidak ada klaster baru akan bertahap kita tambah menjadi 30 persen, sampai nanti 50 persen," kata John.
Pembukaan wisata Bromo tersebut sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 261/MenLHK/KSDAE/KSA.0/6/2020 Tentang Reaktivasi bertahap kawasan Taman Nasional, Taman Wisata Alam, dan Suaka Margasatwa Untuk Kunjungan Wisata Alam dalam Kondisi Transisi Akhir Covid-19.
Pembukaan kawasan wisata Bromo juga disertai dengan surat rekomendasi dari Bupati Probolinggo, Bupati Pasuruan, Bupati Malang, dan Bupati Lumajang tentang reaktivasi objek wisata alam dengan memperhatikan faktor kebersihan, kesehatan, keamanan, dan lingkungan.
"Rekomendasi dari empat bupati sudah ada untuk dibuka Bromo secara bertahap," ujar John.
John mengingatkan para wisatawan untuk mematuhi protokol kesehatan yang telah disiapkan. Jika terjadi pelanggaran, pihak yang berwenang akan memberikan sanksi bagi para pelanggar.
"Jika ada klaster baru, dengan sangat terpaksa Bromo kita tutup kembali. Kita berdoa, karena ini menyangkut ekonomi rakyat banyak di sana. Mudah-mudahan aman, semua rindu Bromo dibuka," tambah John.
Sumber: Teras Wisata | Bisnis.com