Breaking

Senin, 24 Agustus 2020

Gunung Penanggungan Terbakar Diduga Akibat Bekas Bara Api yang Belum Padam

Pendaki Dilarang Membakar Apapun, Kecuali Semangat!

Satu kalimat diatas bukan hanya 'slogan' semata, tetapi harus dipatuhi oleh setiap para petualang yang sedang mendaki gunung. Hal tersebut berkaitan dengan terbakarnya lima hektar padang savana di Gunung Penanggungan yang diduga akibat bekas bara api sisa pembakaran.
Petugas gabungan berusaha memadamkan api yang membakar 5 hektar padang savana di Gunung Penanggungan | JatimNow
Asper BKPH Penanggungan, Agung Wibowo mengatakan, kebakaran itu dipicu akibat dugaan bara api yang belum padam oleh oknum pendaki yang tak bertanggung jawab.

"Diduga ada pendaki yang menyalakan api, kemudian ditinggal. Kalau sesuai SOP, sudah kita tidak perbolehkan itu bakar-bakar di atas. Sebelum mereka mendaki juga sudah kita beri arahan sesuai SOP," tambahnya, melansir JatimNow pada Selasa (25/08).

Titik kebakaran yang masuk wilayah administratif Desa Kedungudi, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, akhirnya berhasil dipadamkan oleh petugas gabungan sebanyak 59 orang, mulai dari petugas Perhutani, BPCB Trowulan, Polsek Trawas, Koramil Trawas, Relawan Macan Putih hingga pendaki Kedungudi dan pendaki Tamiajeng.

Menurut Agung, kebakaran diketahui terjadi sekitar pukul 01.30 Wib, Senin (24/8/2020) dan berhasil dipadamkan sekitar pukul 06.15 Wib.

"Yang terbakar hanya padang savana, tidak ada pohon. Luasnya sekitar lima hektar. Kondisi saat ini sudah padam sejak pukul 06.10 Wib tadi," jelas Agung.

Proses pemadamanya pun, kata Agung dilakukan secara manual. "Pemadaman menggunakan alat manual, dengan gepyok menggunakan ranting basah dan sabit," terangnya.
Petugas gabungan berhasil memadamkan api | JatimNow
Sementara itu, dengan adanya insiden ini, semua jalur pendakian menuju puncak Pawitra ditutup untuk sementara waktu.

Sekretaris Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sumber Lestari Khoirul Anam mengatakan meski kebakaran telah dipadamkan, namun semua jalur pendakian resmi ke puncak Penanggungan ditutup sementara, yaitu: jalur Tamiajeng, Kedungudi, Jolotundo, serta jalur Telogo di Dusun Kandangan, Desa Kujorowesi, Kecamatan Ngoro.

"Jalur pendakian kami tutup untuk mengantisipasi barangkali ada sisa bara. Kami menunggu koordinasi lebih lanjut dengan Pemda dan Perhutani. Kalau semua clear, kami buka. Hari ini kami pastikan belum buka," ujar Anam kepada detikcom, Senin (24/8/2020).

Sementara semua pendaki yang naik melalui jalur Tamiajeng dipastikan telah turun. Sehingga tidak ada pendaki yang terjebak di kawasan puncak Penanggungan.

"Tim kami melaporkan pukul 10.00 WIB sudah turun bersama pendaki terakhir," tegasnya.

Anam mengimbau, para pecinta alam tidak nekat naik ke puncak Penanggungan melalui 'jalur tikus'. Karena kebakaran masih berpotensi terjadi di lereng maupun kawasan puncak Pawitra.

"Kami imbau pendaki jangan nekat melalui jalur tidak resmi. Kalau jalur resmi pasti ditutup semua," kata Anam.

Sumber: JatimNow | Detikcom