![]() |
Penunjuk jalan Gowes 'Jalur Gadis Desa' | Foto: Istimewa/instagram |
Lantas, beneran ada gak sih Gowes 'Jalur Gadis Desa'?
Menanggapi hal itu, Ketua bidang umum ISSI (Ikatan Sepeda Sport Indonesia) DKI Fatur Racavvara menilai bahwa jalur gadis desa adalah gimmick untuk menarik perhatian pesepeda.
Iming-iming seperti ini dianggap hanya untuk memancing minat pemula, sedangkan yang sudah berpengalaman tidak akan terpengaruh.
Menurut Fatur kepada Detik.com Minggu (13/9), pesepeda lama akan lebih senang mencari track baru, meng-explore alam, jelajah jalur yang belum dilalui.
Fenomena serupa juga kerap terjadi di berbagai acara lainnya. Semisal acara golf yang kerap menampilkan caddy girl serta balapan motor yang menghadirkan umbrella girl.
Fatur melihatnya, selama tidak merendahkan harkat wanita, ia pikir fine-fine aja apalagi ketika rencananya untuk meningkatkan pariwisata daerah.
"Cuman kalau ada pake kemben itu kan udah melecehkan harkat wanita itu yang nggak setuju sebenarnya. Sebaiknya ditiadakan hal yang kaya gitu. Stigmanya akan menjadi negatif," kata Fatur.
Oknum 'Ngamen'
Jalur Gowes yang berada di Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang itu, bukanlah inovasi program pengembangan pariwisata desa maupun panitia gowes. Melainkan oknum warga yang 'mengamen' alias memanfaatkan kesempatan saat keramaian acara.
![]() |
Pesepeda sedang ber-swafoto dengan gadis desa | Foto: Istimewa/instagram |
Di dalam video yang viral tersebut terjadi di tengah event Gowes yang sempat diresmikannya bersama pejabat setempat pada Minggu (6/9/2020), pekan lalu. Namun, di tengah acara, ternyata ada oknum warga memanfaatkan keramaian event pesepeda itu dengan menawarkan jasa ini.
Oknum ini membuat banner penunjuk arah dengan judul 'Jalur Gowes Gadis Desa' di tengah rute gowes yang ditentukan panitia. Lengkap dengan foto gadis cantik memakai kemben. Banner seolah resmi kepanitiaan itu dipasang di rute gowes jalur ekstrem kategori 15 km.
Indra menerangkan, mereka kayak ngamen yang menawarkan jasa foto-foto bersama dua wanita memakai kemben di sungai. "Ya dengan bayar. Pasang banner sendiri di tengah rute gowes yang ditentukan. Tapi itu bukan panitia, mereka oknum yang menumpangi acara itu," terangnya.
Pihak panitia Gowes langsung membubarkan oknum event selundupan ini. Saat dibubarkan, mereka diketahui telah meraup keuntungan dari peserta event hingga mencapai Rp 2 juta.
Infonya dari panitia, sekali foto itu ditarik uang bayar Rp 50 ribu. "Saat diobrak (dibubarkan) kata panitia udah sampai 2 juta," katanya.
Indra menyayangkan atas ulah warga tak bertanggung jawab tersebut. Apalagi, misi event gowes ini tadinya juga mencakup galang dana untuk santunan anak yatim. Indra mewanti-wanti agar ulah nyeleneh ini tak lagi terjadi.
Sumber: Insertlive | Tugu Malang/Kumparan