Breaking

Rabu, 09 September 2020

Kurang Disiplin, Bule Terjaring Razia Masker

Tim Gugus Tugas Covid-19 pemerintah Kabupaten Badung-Bali melibatkan Satpol PP, TNI-Polri, Pecalang dan Linmas, melakukan sidak (infeksi mendadak) penerapan disiplin dan penegakan hukum protokol kesehatan di sejumlah wilayah di Kabupaten Badung, Bali.
Ilustrasi Warga Negara Asing (WNA) memakai masker | Foto: Coyot/Pixabay
Kepala Satpol PP Badung, I Gusti Agung Ketut Suryanegara mengatakan, setelah Peraturan Bupati Badung Nomor 52 tahun 2020 resmi diterapkan, ada sejumlah WNA (Warga Negara Asing) yang kami tindak karena tidak disiplin protokol kesehatan khususnya pemakaian masker. Saat sidak kemarin di wilayah Desa Pererenan saja hampir 80 persen yang terjaring adalah WNA.

Dalam sidak tersebut, masyarakat termasuk warga negara asing yang tidak memiliki atau membawa masker dikenakan sanksi denda sebesar Rp100 ribu. Sedangkan apabila ada yang membawa masker namun tidak dikenakan atau dikenakan dengan posisi yang tidak benar, akan diberikan teguran dan dilakukan pendataan.

Agung Ketut Suryanegara berdalih, pihaknya tidak pilih-pilih dalam menegakkan peraturan atau hanya berani melakukan penindakan terhadap warga negara Indonesia tapi juga tegas terhadap warga negara asing yang berada di wilayahnya.

Ia menilai, di media sosial ramai dibahas kalau kami hanya berani dengan orang lokal saja dan bule bebas, padahal tidak seperti itu.

"Peraturan ini untuk semua, tidak hanya untuk orang lokal," katanya, melansir ANTARA Bali diakses pada Rabu (9/9).

Prosedur yang dilakukan pihaknya kata Agung, sebelumnya sudah dilakukan sosialisasi jauh-jauh hari melalui berbagai media kemudian melakukan pembinaan dan sosialisasi secara langsung kepada masyarakat dan WNA termasuk di kawasan pariwisata.

"Jadi pengenaan sanksi ini tidak sembarangan," ungkap Agung.
Petugas menindak warga negara asing yang tidak mengenakan masker saat kegiatan penerapan disiplin dan penegakan hukum protokol kesehatan di kawasan Pererenan, Badung, Bali, Selasa (8/9/2020) | Foto: ANTARA/Naufal Fikri Yusuf
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa mengatakan, terkait WNA yang terjaring razia masker di Bali menurutnya memang peraturan Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan berlaku untuk semua penduduk yang berada di Bali.

"Tentu hal itu harus kami tertibkan Semua harus tertib dan jangan sampai menjadi carrier. Jadi perlakuannya juga harus sama baik itu asing maupun masyarakat lokal," ujarnya.

Sidak ini menanggapi, Provinsi Bali dalam sepekan terakhir kasus konfirmasi positif COVID-19 di Bali meningkat drastis.

Kondisi ini membuat kapasitas di 55 rumah sakit (RS) rujukan perawatan pasien COVID-19 nyaris penuh.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Bali I Ketut Suarjaya mengatakan Pemprov Bali mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19. Pemprov Bali akan menambah fasilitas kamar isolasi dan ICU serta menambah jumlah RS rujukan COVID-19.

"Ya hampir penuh, tapi kami sudah melakukan langkah-langkah antisipatif. Kita sudah atur sehingga yang (gejala) berat masuk ke Sanglah dan RS Unud. Yang ringan itu kita karantina, yang sedang kita rujuk ke RS daerah di Bali, kan ada 55 rumah sakit itu," kata Suarjaya, Melansir Detik.com, diakses Selasa (10/9).

Selama sepekan terakhir, Satgas Penanganan COVID-19 mengungkapkan ada peningkatan lebih dari 100% kasus COVID-19 di Bali. Terkait kondisi ini, Pemprov Bali akan meminta tiap RS menambah tempat tidur.

"Tapi nanti akan tambahan-tambahan tempat tidur di beberapa rumah sakit. Saya mengimbau semua RS menambah tempat tidur. Masih masih mencukupi kita terus komunikasi sama temen-temen rumah sakit sehingga ya ada penambahan-penambahanlah semua rumah sakit saya minta untuk ditambahlah fasilitas tempat tidurnya ya melihat situasi berikut," ujar dia.

Suarjaya mengatakan meningkatnya kasus COVID-19 dipengaruhi dari tingkat kedisiplinan warga dalam menerapkan protokol kesehatan. Dia mengatakan Pemprov Bali juga berharap warga sadar untuk patuh protokol kesehatan sehingga kasus COVID-19 tak bertambah.

"Ya ini yang sembuh kan juga meningkat tapi yang nambah meningkat itu memang lebih banyak. Karena itu kembali lagi kepada disiplin, banyak masyarakat yang berkerumun tidak pakai masker dan sebagainya," kata Suarjaya.

Sumber: ANTARA Bali | Detik.com