Breaking

Selasa, 06 Oktober 2020

Bonek Mania dalam Potret

Tak disangka foto ini, terbaik yang diapresiasi dunia dalam kategori news sport.

Prada Munib sedang mengangkut Bonek Mania pulang, namung kelebihan penumpang alhasil truk itu terjungkal | Foto: Sholihuddin/Jawa Pos
Pada tahun 90-an wartawan atau fotografer gampang sekali dikenali, orang yang dibekali kamera dengan tanda pengenal pasti menganggap seseorang itu wartawan.

Pada masa itu, menjadi wartawan olahraga menjadi tantangan, saat ditugasi meliput pertandingan sepakbola Persebaya Surabaya yang sedang berlaga.

Bila salah membidik kamera Bonek Mania (suporter Persebaya) suka menarik-narik kamera dan kadang meminta uang, itu lah yang diungkapkan Sholihuddin, wartawan Jawapos.

"Apabila salah tempat membidik, fotografer bisa dijadikan objek Bonek. Kamera ditarik-tarik atau dimintai uang. Ketika sedang memotret, bisa saja saku digerayangi suporter," terangnya.

Sho panggilan akrabnya Sholihuddin mengaku agak menjaga jarak 300 meter dari stadion Gelora 10 November, Tambaksari, tepat nya di Mapolsekta Genteng. Dilokasi inilah, Sho mendapatkan moment foto terbaiknya yang diapresiasi dunia.

Sho memenangkan foto kontes World Press Photo 1995 kategori sport news. Kontes ini ajang yang paling bergengsi bagi fotografer di dunia sekaligus membanggakan tempat ia bekerja, Jawa Pos.

Saat itu, Kodam V/Brawijaya mengerahkan angkutan truk untuk mengangkut Bonek Mania agar tidak lama-lama, kemudian nongkrong di stadion hingga menyebabkan kemacetan di kota Surabaya.

Bonek tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, langsung menyerbu truk yang di sediakan para abdi negara itu.

Truk pertama berangkat. Giliran truk kedua. Truk milik kodam itu dinaiki lebih banyak orang, bahkan sampai desak-desakan. "Istilah Jawa-nya sampai munjung," kata Sholihuddin.

Didalam truk bonek bersorak, pasalnya Persebaya Surabaya menang 2-0 atas tamunya PSIS Semarang. Namun gegap gempita Bonek itu menimbulkan kegaduhan, si sopir Prada Munib, sadar diri, truk dijalankan dengan pelan, sedangkan para suporter malah semakin bersorak dan tertawa tidak menghiraukan truk akan jatuh.

Alhasil, truk pun oleng ke kanan. Sudut kemiringan pun lama-lama mengecil. Ban di sebelah kiri terangkat. Truk kemudian maju dengan hanya ban di sebelah kanan saja. Truk pun terguling. Puluhan suporter yang di atas truk semburat meloncat menyelamatkan diri.

Sholihuddin sudah memprediksi momen itu. Temaram senja yang semakin gelap membuatnya memutuskan untuk memakai blitz. Beberapa detik sebelum truk terjungkal, dengan sekali jepretan foto pun didapat.

"Saat memotret itu, saya terjengkang ditabrak suporter yang loncat. Posisi saya dekat dengan truk. Hanya 10 meter. Polisi yang bersiaga langsung membantu menyelamatkan suporter yang terjepit," ucapnya.

Ketika dicetak di kantor, alangkah kagetnya Sholihuddin dengan hasil foto yang menakjubkan ini. Kini foto karya Sholihuddin itu dipampang di depan kantor redaksi Jawa Pos di Graha Pena, Surabaya.

Sumber : Djurnal.id | Sholihuddin/Jawa Pos

Tidak ada komentar:

Posting Komentar