Breaking

Senin, 23 November 2020

Ditemukan 2 Mayat Jaman Romawi Kuno di Kota Pompeii, Arkeolog: Mayat itu Majikan dan Seorang Budak


Kota Pompeii hancur lembur akibat letusan dahsyat gunung berapi Vesuvius di sebelah tenggara Kota Napoli, Italia. Peristiwa ini menjadikan kekayaan khasanah untuk ilmu pengetahuan, sejarah dan arkeologi.

Ditemukan 2 mayat di villa dekat pinggiran Situs Warisan Dunia UNESCO Kota Romawi Kuno, Pompeii, Italia | Foto: EPA/BBC
HUMANIORA : Dua mayat ditemukan di sebuah villa dekat pinggiran kota Romawi kuno, Pompeii, di sebelah tenggara kota Napoli, Italia. Para arkeolog menyimpulkan penemuan itu merupakan sisa-sisa dari letusan gunung berapi Vesuvius yang menghancurkan kota Pompeii Romawi kuno hampir 2.000 tahun yang lalu.

Arkeolog menafsirkan 2 mayat tersebut kemungkinan seorang pria berstatus tinggi (orang kaya), dan yang lainnya adalah budak-nya, kata pejabat di taman arkeologi Pompeii.

"Mereka mungkin mencari perlindungan dari letusan, ketika mereka hanyut," kata direktur Massimo Osanna menambahkan, melansir BBC.com.

Kota Pompeii dilanda letusan yang dahsyat dari gunung berapi  Vesuvius pada tahun 79 M. Letusan itu mengubur kota Pompeii menjadi abu, membekukan kota dan penduduknya dalam kurun waktu yang bersamaan, sehingga menjadikan peristiwa ini adalah sebuah sumber ilmu pengetahuan arkeologi yang luar biasa.

Lebih lanjut para ahli mengindentifikasikan pemilik mayat itu seorang pria yang lebih muda, yang mungkin berusia antara 18 dan 25, memiliki beberapa tulang belakang yang terkompresi, yang membuat mereka percaya bahwa dia adalah seorang pekerja kasar atau budak.

"Dia diperkirakan mengenakan tunik berlipit, kemungkinan terbuat dari wol," jelas para ahli.

Sedangkan mayat yang satu lagi, menurut para ahli merupakan seorang pria yang lebih tua, berusia antara 30 dan 40 tahun, memiliki struktur tulang yang lebih kuat, terutama di sekitar area dadanya, dan juga mengenakan tunik.

"Mereka ditemukan tergeletak di koridor villa," terang para ahli.

Pejabat taman arkeologi Pompeii mengatakan bahwa penggalian lebih lanjut selama beberapa bulan mendatang mungkin untuk mengungkapkan ke mana tujuan para pria (korban) itu dan peranananya di kota Romawi Kuno.

Ini adalah yang penemuan terbaru dari serangkaian penemuan menarik yang dihasilkan penggalian di Pompeii dalam beberapa tahun terakhir.

"Ini adalah kematian karena gelombang panas akibat letusan gunung berapi, seperti yang juga ditunjukkan oleh kaki dan tangan mereka yang terkepal," kata Osanna kepada The Guardian.

Dia menggambarkan penemuan itu sebagai "kesaksian yang luar biasa" di pagi hari saat letusan terjadi.

Sebelumnya, jenazah dua wanita dan tiga anak ditemukan meringkuk bersama di kamar sebuah villa di kawasan Regio V pada Oktober 2018. Seminggu sebelumnya, villa yang sama mengungkap prasasti yang menunjukkan Vesuvius meletus pada Oktober 79 M, dan bukan pada Agustus, tahun itu seperti yang diperkirakan sebelumnya.

Kemudian ditemukan sisa-sisa seorang pria, yang juga diyakini selamat pada saat letusan pertama Gunung Vesuvius, yang ditemukan pada Mei 2018. Kaki dan tubuhnya menonjol dari balok batu besar tetapi bukan dipenggal oleh-nya. Namun para arkeolog percaya bahwa dia dipenggal lalu mati oleh gas mematikan dari letusan gunung berikutnya.

Korban, yang diyakini berusia pertengahan 30-an, ditemukan juga sebuah karung kecil berisi 20 perak dan dua koin perunggu, yang setara sekitar € 500 (perkiraan bila dikonversi dalam mata uang sekarang).

Penggalian terbaru, bagian dari proyek senilai € 1 juta, terus berlanjut meskipun ada pandemi virus corona. Taman (Kota Pompeii) yang saat ini tertutup untuk turis, biasanya Kota Pompeii sangat menarik bagi para turis untuk dikunjungi, sekitar empat juta orang dalam setahun.

Reruntuhan Pompeii ditemukan pada abad ke-16, dengan penggalian pertama dimulai pada 1748. Lebih dari 1.500 dari sekitar 2.000 korban telah ditemukan selama berabad-abad.

Sumber: BBC | The Guardian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar