Breaking

Rabu, 02 September 2020

Cikal Bakal Usaha Angkringan Ternyata dari Klaten

Usaha angkringan sudah menjamur hampir masuk ke seluruh penjuru di Nusantara. Kota Jogja dan Solo dipercaya sebagai pusat angkringan, secara usaha yang populer sebagai tongkrongan kalangan muda-mudi ini banyak ditemukan disudut kedua kota tersebut.

Lalu timbul pertanyaan: Sebenarnya usaha angkringan berasal dari daerah mana?

Monumen Angkringan di Desa Ngerangan, Kab Klaten | Foto: Klaten Yoben
Desa Ngerangan, dewasa ini diklaim sebagai desa asal-muasal pelaku usaha angkringan. Kepala Desa Ngerangan, Sumarno meyakini bahwa warganya sebagian besar penjual angkringan secara turun-temurun.

"Ada sekitar 600 keluarga dari total 1.900 keluarga yang menggantungkan nasib dari berjualan angkringan. Mereka merantau ke berbagai wilayah di Indonesia mulai dari Aceh, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, sampai ke Pulau Kalimantan. Ada yang menjadi juragan ada pula yang menjadi prembe, sebutan bagi anak buah atau mitra juragan angkringan," katanya, melansir Solopos.com Kamis (9/1).

Ia menceritakan, seorang pelaku usaha angkringan Mbah Karso warga Desa Ngerangan. Menurutnya, beliau adalah cikal bakal yang pertama menciptakan jajanan ini dengan pikulan tumbu di Kota Solo.

"Rasa bangga juga muncul lantaran merasa yakin cikal bakal Angkringan diciptakan oleh warga Ngerangan. Adalah Karso Dikromo alias Karso Djukut, warga Dukuh Sawit, Desa Ngerangan yang mengawali berjualan makanan dan minuman menggunakan pikulan tumbu di Kota Solo berganti pikulan kayu atau angkring dan kini dijajakan di gerobak bertutup terpal," tegasnya.

Dia pun pernah berjualan Angkringan sebelum menjadi kepala desa. Menurutnya ada kebanggaan tersendiri menjadi pedagang angkringan.

"Saya pernah melakoni pekerjaan yang sama sebelum menjadi perangkat desa hingga terpilih sebagai kepala desa periode 2019-2025. Pada 1998 hingga 2004, pernah berjualan angkringan di wilayah Tembalang, Semarang," terangnya.

Bekerja sebagai pedagang Angkringan, kata Sumarno menjadi kebanggaan tersendiri bagi warga Ngerangan. Warung-warung Angkringan dengan ciri khas menu nasi kucing serta tiga cerek nangkring di atas anglo berisi arang membara itu masih eksis dan terus menjamur, meski warung-warung modern bermunculan.

Monumen Angkringan

Pemerintah Desa Ngerangan mulai mengkaji sejarah angkringan dan berencana membuat monumen Angkringan dibawah perbukitan kapur yang berbatasan langsung dengan Kab Gunung Kidul, DIY.

"Monumen Angkringan sekaligus menjadi taman desa kami targetkan selesai dibangun pada Februari mendatang," lanjut Sumarno.

Selain menjadi ikon, Angkringan, Desa Ngerangan juga akan memaksimalkan potensi desa, rencananya akan membuat wisata kuliner angkringan memanfaatkan lahan tanah kas desa. Selain itu, ada wacana wisata edukasi seputar Angkringan.

"Dari Angkringan warga kami bisa menyekolahkan anak-anak mereka. Tidak sedikit anak-anak di desa kami yang menempuh pendidikan hingga sarjana dari hasil berjualan angkringan," pungkasnya.

Sumber : Solopos.com