Breaking

Sabtu, 10 Oktober 2020

Jamur Morel Rinjani, Bakal Calon Viral?

TNGR mengklaim di kawasannya terdapat Jamur Morel, namun keberadaannya masih sangat dirahasiakan. Kira-Kira Dimana Ya?

Jasi Butler menggenggam Jamur Morel 'raksasa' miliknya, yang ditemukan di Upshur County | Foto: Theintermountain.com
LINGKUNGAN : Keberadaan Jamur Morel (Morchella Escuenta) di Nusantara masih menjadi misteri, pasalnya jamur ini dapat hidup dikelembaban suhu sekitar 3 derajat celcius.

Sekitar tahun 2009, jejak jamur morel di Indonesia mulai ada titik terang, jamur ini hidup di Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Saat itu petugas TNGR, Teguh Rianto yang pertama menemukan jamur ini, secara tak sengaja saat menggelar patroli di dalam kawasan hutan Rinjani.

Namun, pihak BTNGR, masih merahasiakan dimana lokasinya, "Jangan sampai keberadaannya diburu oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” ungkap Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, Dedi Asriadi kepada Jejak Lombok.

Pihaknya, juga berencana memberikan perlindungan terhadap sumber daya genetik jamur yang satu ini. Perlindungan tersebut dalam bentuk hak paten.

Dedi menegaskan, sejauh ini proses penelitian masih terus dikembangkan untuk budidaya jamur morel. Andai nanti rangkaian penelitian telah kelar, bukan tidak mungkin jamur ini bisa mendatangkan nilai ekonomis yang sangat besar bagi warga lingkar Rinjani.

Apa Ciri-Ciri Jamur Morel?

Tidak sulit untuk mengidentifikasi jenis jamur yang satu ini. Morel ini biasa hidup di tanah atau di batu kapur.

Dari sisi fisik, morel memiliki ciri seperti tangkai berwarna putih pucat dan batangnya berbentuk silinder. Sementara bagian bawah lebih besar dan akan berongga apabila sudah matang.

Ciri lainnya yakni spora morel berwarna kuning dengan bentuk elips lebar dan bertekstur halus. Ukuran jamur ini sekitar 6,5 hingga 18 sentimeter.

Dari hasil uji DNA terhadap jamur morel yang ditemukan di Indonesia, dilakukan Tim TNGR dan Tim Peneliti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Bogor.

Jamur Morel Rinjani mengandung antioksidan yang luar biasa. Ini diketahui setelah sebelumnya melalui uji fitokimia. Tak heran jika jamur morel dianggap mujarab sebagai pengobat kanker.

Kandungan lain dari jamur ini yakni memiliki karbohidrat, protein, serat, mineral, seluruh vitamin penting, dan senyawa aromatik.

Menemukan Jamur Morel Saat Berburu

Waktu yang tepat untuk berburu jamur morel adalah musim semi. Jamur morel dikatakan sebagai pertanda musim semi di dunia jamur. Pemburu jamur sekarang membagikan rahasia mereka untuk memberi anda sesuatu untuk dilakukan selama karantina (musim pandemi).

Nathan Wayne Williams adalah orang pertama yang memposting foto morel di halaman Facebook Adrenaline Rush Noodling dan membagikannya di halaman Facebook sehingga menjadi viral.

Menurut Wiliams, jamur morel sangat misterius, "Anda bisa mendapatkan tempat dimana mereka akan muncul lima tahun berturut-turut dan kemudian tiba-tiba mereka akan lenyap selamanya," katanya.

Dibutuhkan mata yang terlatih untuk mempelajari di mana mencari jamur morel, "Anda hanya perlu berjalan, berjalan, berjalan," jelasnya.

Sementara itu, bocah 5 tahun, Jasi Butler menemukan jamur morel 'raksasa' saat berburu bersama keluarganya di Upshur County.

Penemuan itu terjadi pada bulan April 2020 lalu, ketika mereka sedang berburu kalkun dengan seorang teman.

"Kami naik dan turun gunung dan ibu Jasi (Chrissy Lemasters) melihat beberapa jamur morel besar dari jalan setapak," kata ayah Jasi, Shon Butler.

Ada sekitar empat atau lima yang lebih besar dari yang pernah dia lihat di West Virginia. Mungkin salah satu jamur yang terbesar di Amerika Serikat, yang pernah ditemukan seumur hidupnya.

Morel terbesar yang mereka temukan memiliki panjang 12 inci dan memiliki lingkar 15 inci dengan berat 0,9 pound.

Apakah Jamur Morel Boleh di Makan?

Menurut Lee Arbogast, instruktur di Kalamazoo Vally Community College (KVCC), mendorong pemburu jamur pemula untuk mengenal berbagai jenis jamur,

"Banyak di antaranya baik untuk dimakan. Namun, satu-satunya jamur yang bisa membingungkan anda adalah morel. Morel palsu, memiliki bagian dalam batang yang tidak rata. Sedangkan Morel asli selalu berlubang di tengah," terangnya.

Namun menurut Lee, jamur morel tidak seseram yang kamu pikirkan, "Orang-orang terlalu berhati-hati tentang jamur, dan ada banyak cara untuk menggunakannya dengan aman dan tidak terjadi sesuatu yang terlalu buruk. Kebanyakan keracunan hanyalah sakit perut," jelasnya.

Lee adalah seorang spesialis tanaman organik, meneliti dan menanam jamur di pertanian organiknya sambil mengajar kelas budidaya jamur di KVCC.

Sumber: Jejak Lombok | The Intermountain | FOX 17 News | Tusla World

Tidak ada komentar:

Posting Komentar