Breaking

Senin, 14 Desember 2020

Nepal dan Tiongkok Menggunakan Metedologi yang Sama dalam Mengukur Ketinggian Gunung Everest

Ada berbagai metode untuk mengukur ketinggian Gunung Everest, salah satunya dengan menggunakan Rumus Trigonometri.

Tim survei Nepal sedang mengamati puncak Gunung Everest | Foto: Getty Image/BBC
GUNUNG : Gempa bumi pada tahun 2015 yang mengguncang pegunungan di Nepal mungkin telah menyebabkan gletser Everest menyusut. Para ilmuwan menemukan bahwa beberapa puncak Himalaya lainnya seperti Langtang Himal yang berada di utara Kathmandu dekat dengan pusat gempa.

Sementara yang lain, berpendapat bahwa Gunung Everest, seperti puncak Himalaya, mungkin benar-benar tumbuh seiring waktu karena pergeseran lempeng tektonik yang didudukinya. Para ahli mengatakan gempa bumi besar dapat mengakibatkan proses itu terbalik.

"Gempa tahun 2015 juga menjadi alasan utama mengapa kami mengukur ulang gunung tersebut," kata perwakilan Nepal, Dhakal, melansir BBC.

Nepal dan Tiongkok telah sepakat akan mengumumkan bersama hasil resmi ketinggian Everest yang sudah mereka survei dengan hasil ketinggiannya 8.848,86 meter, tumbuh hampir satu meter dari pada ketinggian sebelumnya.

Dari laporan sejumlah media lokal, mereka menggunakan metodologi yang sama untuk menghitung ketinggian puncak gunung tersebut.

Trigonometri, rumus yang mereka gunakan menghitung tinggi segitiga dengan mengalikan alasnya dengan sudutnya, namun, seseorang masih perlu berada di puncak gunung tersebut.

Tim survei Nepal naik ke puncak pada tahun lalu. Sementara Tiongkok naik bulan Mei, yang menjadi satu-satunya tim yang mencapai puncak pada tahun 2020, setelah Nepal menangguhkan semua ekspedisi selama pandemi virus corona dan Tiongkok melarang pelancong asing.

Pejabat Nepal mengatakan mereka menggunakan 12 puncak bawah yang berbeda untuk melihat ke puncak Everest untuk perhitungan trigonometri mereka, untuk mencapai hasil yang lebih tepat.

"Setelah suar surveyor ditempatkan di puncak, surveyor di stasiun sekitar puncak mengukur jarak dari enam titik ke mercusuar, yang berarti setidaknya enam segitiga dapat dihitung untuk menentukan ketinggian gunung," tambah Jiang Tao, dari asosiasi akademi survei dan pemetaan Tiongkok, menurut China Daily.

Kedua belah pihak juga menggunakan Sistem Satelit Navigasi Global untuk menerima data ketinggian dari berbagai penerima dalam perhitungan mereka.
Peta 3D Gunung Everest | Foto: Wikimedia Commons
Tiongkok, sebelumnya telah melakukan dua pengukuran ketinggian Gunung Everest, pertama pada tahun 1975 dan kemudian pada tahun 2005.

Anggota tim survei kedua memasang perangkat GPS versi Tiongkok di puncak, menurut Himalayan Database.

Kali ini para surveyor Tiongkok menggunakan sistem satelit navigasi BeiDou milik Tiongkok, yang diyakini akan menyaingi Sistem Pemosisian Global atau GPS milik AS.

"Dengan menggunakan sistem tersebut, kedalaman salju, cuaca dan kecepatan angin juga akan diukur untuk membantu pemantauan gletser dan untuk perlindungan ekologi," lapor kantor berita negara China Xinhua.

Tim Nepal menggunakan GPS untuk membuat penghitungan, "Kami memproses data ini menggunakan metodologi yang diterima secara internasional untuk menentukan ketinggian Gunung Everest," kata Dhakal.

Sebelumnya, Ketinggian Everest resmi 8.848 meter (29.028 kaki) diukur oleh tim survei India pada tahun 1954.

Ketinggian pasti Gunung Everest telah diperebutkan sejak sekelompok surveyor Inggris di India menyatakan ketinggian puncak XV (sebelum dinamai Everest), awalnya 8.778 meter pada tahun 1847, menurut Hindustan Times.

Antara tahun 1849 dan 1855, suveyor India melakukan pengamatan dari Dehradun, pangkalan India ke pangkalan Sonakhoda di Bihar dimana puncak Himalaya di Nepal juga diamati.

Saat itu belum diketahui bahwa puncak di Himalaya ini adalah yang tertinggi di dunia. Selama penghitungan, ketinggian rata-rata Puncak XV yang dihitung adalah 8839,80 meter, dan kemudian dinamai, dengan nama Sir George Everest, seorang mantan surveyor Jenderal India.

Ketinggian 8.848 meter yang diterima secara luas ditentukan oleh tim survei India pada tahun 1954 dari Bihar menggunakan metode trigonometri.

Sumber: BBC | Hindustan Times

Tidak ada komentar:

Posting Komentar