Breaking

Jumat, 27 November 2020

Tidak Ingin Terlalu Lama Mati Suri, Pemkab Bondowoso Kaji Kemungkinan Menghidupkan Kembali Jalur Kereta Api

Sejumlah jalur kereta api yang nonaktif di Bondowoso sekarang tengah disewakan. Namun ada klausul yang kuat, jika ingin menghidupkan kembali jalur kereta api, penyewa harus merelakan dan mengosongkan tempatnya. Akankah menjadi pertentangan?

Ilustrasi kereta api, KA Sri Tanjung | Foto: RaFaDa20631/Wikimedia Commons

TRAVEL : Proyek dari sektor perhubungan dan aksebilitas kendaraan berbasis massa tengah dikebut oleh Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso yang kemungkinan akan dikaji lagi untuk menghidupkan kembali jalur kereta api yang sudah lama mati suri pada tahun 2004 lalu.

Pemkab Bondowoso sudah mengirimkan surat perihal rencana reaktivasi stasiun ke Direktorat Jenderal (Ditjen) Kementerian Perhubungan. Kepala Seksi Angkutan Orang dan Barang Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP) Bondowoso, Bayu Aji Prabowo mengatakan surat pengajuan reaktivasi Stasiun Bondowoso tersebut sudah dilayangkan pada 2015 yang lalu.

"Seiring berjalannya waktu, kami menanyakan progres reaktivasi kepada Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur," katanya, menurut Times Indonesia yang dipublikasikan pada (25/11).

Kendaraan pengangkut massal berbasis kereta api ini masih menjadi primadona bagi warga Bondowoso. Bayu Aji mengklaim hal tersebut dapat diukur dari penjualan tiket di Museum Kereta Api Bondowoso. Berdasarkan laporan dari PT KAI Bondowoso juga sebelum pandemi, sebanyak 30 orang masih menggunakan kereta api untuk beraktivitas tiap harinya.

Selain itu, rencana reaktivasi jalur kereta api bukan hanya untuk angkutan massa namun Pemkab Bondowoso ingin mengembangkan kereta wisata untuk akses langsung ke Museum Kereta Api Bondowoso yang menjadi andalannya

"Nantinya, bakal digunakan pula untuk angkutan kereta wisata yang terkoneksi dengan Museum Kereta Api," jelasnya.

Secara teknis, jika terealisasi reaktivasi jalur kereta api ini, maka jalur Kalisat, Jember, Bondowoso, Panarukan dan Situbondo akan terhubung. Berdasar informasi, reaktivasi Stasiun Bondowoso sudah masuk list prioritas. Namun, super prioritas saat ini yakni pembangunan jalur rel ganda (double track) yang menghubungkan Surabaya-Banyuwangi.

"Reaktivasi Stasiun Bondowoso masuk rencana jangka menengah sampai 2030 mendatang. Kami akan menanyakan kembali perkembangannya," terangnya.

Sementara itu, Plh Manajer Humas Daop 9 Jember, Raditya Mahardika mengatakan banyak jalur yang saat ini disewakan. Menurutnya sistem sewanya beragam, "Ada beberapa klausul sewanya, mulai dari sewa untuk usaha dan untuk tempat tinggal," jelasnya menurut Radar Jember.

Namun, ketika nantinya akan ada aktivasi lagi, seluruh jalur milik PT KAI itu bisa digunakan kembali. Sebab, menurut PT KAI, ada klausul dalam kontrak yang kuat.
 

"Dalam kontrak pun tertulis, jika sewaktu-waktu jalur digunakan lagi, maka penyewa bersedia mengosongkan tempat tersebut," jelas Raditya.

Selama ini, kata Radit, pihaknya rutin mengecek lintasan di sepanjang rel Panarukan. "Cek lintas itu melihat prasarana di lintas dan aset, terutama aset non-operasi," ungkapnya.

Selain itu, reaktivasi jalur menjadi kewenangan Balai Teknik Perkeretaapian atau Ditjen Perkeretaapian. Pihaknya sebenarnya selalu siap membangkitkan lagi jalur yang sudah lama mati. Tetapi peran pemerintah daerah juga sangat vital, sebagai operatornya.
 

"Nantinya, tinggal keputusan dan kewenangan reaktivasi itu sudah menjadi ranah Kementerian Perhubungan dan Ditjen Perkeretaapian," tutur Raditya.

Wacana reaktivasi rel kereta api Bondowoso tengah dikebut oleh Pemkab Bondowoso yang dimaksudkan untuk mobilitas masyarakat dalam kegiatan perekonomiannya.

Dari reaktivasi jalur kereta api diyakini akan terciptanya peluang terutama di bidang pariwisata untuk mendatang wisatawan yang berkunjung ke berbagai destinasi di Bondowoso, salah satu nya kawasan Ijen Geopark.

Sumber: Times Indonesia | Radar Jember

Tidak ada komentar:

Posting Komentar