Bank Dunia menggelontorkan bantuan sebesar 5,58 T untuk pemulihan hutan mangrove Indonesia sebagai bentuk apresiasi. Namun sudah maksimal-kah hutan mangrove kita di 34 provinsi benar-benar pulih?
LINGKUNGAN : Program pemulihan mangrove atau Padat Karya Penanaman Mangrove (PKPM) yang merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) telah dimulai di 34 provinsi. Kegiatan ditandai dengan penanaman mangrove di Desa Sawojajar, Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes, Jawa Tengah pada Kamis (22/10/2020).Dalam kesempatan itu, turut hadir Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Kelautan Perikanan Edhy Prabowo, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, dan Bupati Kabupaten Brebes Idza Priyanti mengikuti sebagai bentuk simbolis dimulainya kegiatan tersebut.
Menko Marves, menyampaikan pemerintah tengah mendorong pemulihan mangrove seluas 600 ribu hektar hingga 4 tahun ke depan untuk menekankan peran penting mangrove dalam mencegah abrasi, dan banjir rob.
"Program ini akan menunjukan ke dunia bahwa pemerintah Indonesia peduli terhadap lingkungan. Yang penting konsistensi kita, dan ini juga akan membantu lapangan kerja khususnya buat petani dan nelayan kita," ucap Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar panjaitan, dalam siaran pers KLHK, melansir Mongabay Indonesia.
Keberhasilan pemulihan mangrove juga akan berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat. Disampaikan Luhut, apabila mangrovenya dalam kondisi baik, akan menjadi habitat bagi ikan, kepiting, dan sebagainya. Kondisi tersebut yang pada ujungnya akan membawa kesejahteraan kepada masyarakat pesisir.
Kegiatan PKM ini merupakan kegiatan di luar kegiatan padat karya penanaman yang rutin dilaksanakan oleh KLHK setiap tahun. Kegiatan-kegiatan KLHK yang berbasis padat karya di antaranya melalui rehabilitasi hutan dan lahan, pembuatan bangunan sipil teknis konservasi tanah dan air, dan pembuatan dan penanaman kebun bibit rakyat (KBR).
Sementra itu, Menteri LHK Siti Nurbaya menyampaikan penanaman mangrove tahun 2020 ini akan dilaksanakan oleh 863 kelompok masyarakat (pokmas) binaan KLHK (Pokmas perhutanan sosial, Kemitraan Kawasan Konservasi, Kelompok Tani Hutan) dan pokmas lain yang banyak tergantung pada keberadaan ekosistem mangrove.
Tracking Mangrove Karimun Jawa | Foto: Wikimedia Commons |
"Padat Karya Penanaman Mangrove (PKM) seluas 15.000 Ha tahun 2020 ini merupakan kegiatan yang benar-benar berorientasi untuk meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat pesisir di 34 provinsi. Kegiatan PKM ini akan melibatkan lebih dari 30 ribu orang dalam 50 hari kerja, atau bila dihitungan dengan jumlah hari orang kerja (HOK) akan mencapai lebih dari 1,5 juta HOK," ujar Menteri Siti.
Siti Nurbaya, menyampaikan pesan Presiden RI agar proses pembangunan harus diiringi dengan pemulihan lingkungan. Selain itu, dinamika di tengah-tengah rakyat harus dijaga agar terus bergeliat.
Diapresiasi Bank Dunia
Program pemulihan mangrove ini di apresiasi oleh Bank Dunia. Sebagai bentuk apresiasi, Bank Dunia menggelontorkan bantuan sebesar US$400 juta atau setara Rp5,58 triliun (kurs Rp14.200) untuk mendukung program pemulihan hutan mangrove di Indonesia.
Menurut Menko Marves, dana tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi Bank Dunia akan langkah pemerintah RI yang akan merestorasi 640 ribu hektare (Ha) hutan mangrove selama 4 tahun ke depan.
"Proyek ini diapresiasi oleh Bank Dunia yang akhirnya setuju untuk berkontribusi sebesar US$400 juta untuk program ini," ujar Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan secara daring saat menghadiri Investment Summit, Rabu (25/11) melansir dari CNN Indonesia.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya langkah organisasi dunia untuk mendukung Indonesia dalam menjaga lingkungan. Pasalnya, potensi kontribusi Indonesia terhadap carbon pricing atau peran dalam menekan emisi rumah kaca sangat besar.
Di Indonesia, menurut Luhut berperan 75-80 persen kredit karbon dunia yang berasal dari hutan hujan tropis, mangrove, terumbu karang, dan lainnya. Khusus mangrove, Indonesia memiliki 332 juta Ha lahan atau 48 persen dari total hutan mangrove di kawasan Asia, 20 persen dari total mangrove dunia.
"Indonesia mengkontrol 3,31 juta hektare area mangrove atau 20 persen dari hutan mangrove dunia. Kita memiliki 250 spesies mangrove," imbuhnya.
Dalam kesempatan sama, ia juga menyinggung soal gaya kerja pihaknya yang diklaim Luhut kerap kali 'sunyi' hingga dikira tak melakukan apapun dalam berkontribusinya menekan emisi gas rumah kaca. Luhut mengaku tak suka gembar-gembor dan mengumbar hasil kerjanya.
Dia mencontohkan sungai Citarum, Jawa Barat, yang dulunya sempat mendapat kritik pedas namun setelah bersih tak dibesar-besarkan. "Saya kasih tahu Bank Dunia kalau kami melakukan sesuatu, saya tidak suka banyak bicara, rencana ini-itu, jelaskan ini-itu untuk terlihat pintar tapi tak ada eksekusi," katanya.
Sumber: Mongabay indonesia | CNN Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar